MAKALAH FISIKA : Konsep dan Aspek Radioaktivitas


Shinfa Auliya Ary Rahayu

NIM : 210343606408

Fisika untuk Bioteknologi

Program Studi Bioteknologi Offering B

2021/2022




I.                    Uraian Materi

Radioaktivitas adalah kemampuan atau proses inti atom yang tak stabil menjadi inti yang stabil dengan melepas partikel  sub-atomik energik atau sinar radiasi elektromagnetik.. Proses perubahan ini disebut dengan peluruhan. Saat peluruhan inti atom yang tak-stabil mengalami perubahan menjadi inti atom yang lain, atau dapat dikatakan berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain.

a)     A .Sinar radioaktif

Sinar-sinar yang dipancarkan pada proses ini disebut dengan sinar radioaktif. Bedasarkan partikel penyusunnya sinar radioktif meliputi  partikel alfa (inti helium), partikel beta (elektron), atau radiasi gamma (gelombang elektromagnetik gelombang pendek).

o   - Sinar Alfa (Sinar α). Sinar alfa terdiri atas dua proton dan dua neutron. Sinar ini memiliki daya ionisasi dan memiliki daya tembus paling lemah di antara ketiga sinar radioaktif. Dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet. Mempunyai jangkauan beberapa sentimeter di udara dan 102 mm di dalam logam dan merupakan inti He.

1)     - Sinar Beta (Sinar β). Sinar beta merupakan elektron berenergi tinggi yang berasal dari inti atom. Sinar beta mempunyai daya ionisasi yang lebih kecil dari sinar alfa. Namun memiliki daya tembus yang lebih besar daripada sinar alfa. Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.

o   Sinar Gamma (Sinar γ). Sinar gamma adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang terpancar dari inti atom dengan energi sangat tinggi yang tidak memiliki massa dan muatan. Peluruhan sinar gamma tidak menyebabkan perubahan nomor atom maupun massa atom. Tidak memiliki jangkauan maksimal di udara, sehingga semakin jauh dari sumber intensitasnya maka semakin kecil. Mempunyai daya ionisasi paling lemah namun mempunyai daya tembus yang terbesar. Tidak belok dalam medan listrik maupun medan magnet.

b)      B. Peluruhan radioaktif

o   - Peluruhan sinar alfa

Pada peluruhan alfa energi yang dibebaskan akan menjadi energi kinetik partikel alfa dan inti anak. Inti anak memiliki energi ikat per nukleon yang lebih tinggi dibandingkan induknya. Peluruhan alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang empat, sehingga sebuah inti baru akan terbentuk.

Persamaan peluruhan sinar alfa

Contoh peluruhan sinar alfa

o   - Peluruhan sinar beta

Salah satu bentuk peluruhan sinar beta adalah peluruhan neutron. Neutron akan meluruh menjadi proton, elektron, dan antineutrino. Antineutrino merupakan partikel netral yang mempunyai energi, tetapi tidak memiliki massa. Bentuk lain peluruhan sinar beta adalah peluruhan proton. Proton akan meluruh menjadi neutron, positron, dan neutrino. Neutrino memiliki sifat yang sama dengan antineutrino. Peluruhan sinar beta bertujuan agar perbandingan antara proton dan neutron di dalam inti atom menjadi seimbang sehingga inti atom tetap stabil. Jika inti radioaktif memancarkan sinar beta (β) maka nomor massa inti tetap (jumlah nukleon tetap), tetapi nomor atom berubah.

- Proses peluruhan sinar beta


- Contoh peluruhan sinar  beta 



     c)      Aktivitas radioaktif

Jumlah atom suatu bahan radioaktif yang meluruh per satuan waktu disebut dengan aktivitas radioaktif. Kita dapat merumuskan aktivitas radioaktif dengan persamaan :

A = - (dN/dt)

N adalah jumlah inti radioaktif dan t adalah waktu peluruhan. jumlah inti atom radioisotop yang meluruh sebanding dengan selang waktu dt selama peluruhan, dengan tetapan kesebandingan λ , yang dinamakan tetapan radioaktif sebagai ukuran laju peluruhan, yang tergantung pada jenis radioisotop, dan tidak tergantung keadaan sekitarnya, serta tidak dipengaruhi oleh apapun.

Sehingga, peluruhan radioaktif dapat dituliskan dalam persamaan:

- (dN/dt) = λ . dt

Persamaan ini dapat diselesaikan dengan persamaan berikut :

a)      d) Satuan radioaktivitas

Satuan SI radioaktivitas adalah becquerel (Bq), merupakan aktivitas sebuah radionuklida yang meluruh dengan laju rata-rata satu transisi nuklir spontan per sekon. Sehingga

1 Bq = 1 peluruhan/sekon

Satuan yang lama adalah curie (Ci), di mana 1 curie setara dengan 3,70 × 1010 Bq, atau 1 Ci = 3,7 × 1010 Bq.

b)     e)  Waktu paruh

Waktu paruh merupakan waktu yag diperlukan oleh zat radioaktif untuk berkurang menjadi setengah dari jumlah semula, sehingga kita dapat ditentukan jumlah unsur yang masih tersisa setelah selang waktu tertentu. Waktu paruh setiap unsur berbeda beda.

Dari pers. 3a dapat diketahui :

untuk t = T ----------> N = ½ N0

sehingga, ½ N0 = N0. e-λt

λ .T = ln 2

λ = 0,693/T

T = 0,693/T ...................................................... (4)

Dari pers.4 kita dapat menententukan jumlah inti radioaktif setelah peluruhan dengan persamaan:


II.                   Fenomena Pada Bidang Bioteknologi


Radioisotop merupakan suatu isotop yang tidak stabil atau radioaktif dari sebuah unsur yang dapat berubah massa atomnya, dengan memberikan radiasi. Radioisotop memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia. Radioisotop banyak digunakan didalam penelitian biologi dan kedokteran. Penggunaan isotop radioaktif digunakan untuk memberikan label dan mendeteksi suatu rantai gen atau protein seiring dengan perkembangan ilmu Bioteknologi. Radioisotop digunakan secara meluas untuk kepentingan penelitian semata hingga pada aplikasi praktis di lapangan. Radioisotop yang sering digunakan pada umumnya adalah 3H, 32P dan 35S. Para peneliti tentunya harus menentukan isotop yang akan digunakan dalam penelitian karena masing-masing memiliki spesifisitas yang berbeda.

                Misalnya untuk memberikan label rantai DNA  harus menggunakan isotop 32P, sedangkan untuk melabel protein digunakan 35S. Dalam labotaorium penelitian modern, terutama laboratorium biologi molekuler dan bioteknologi, banyak di temukan sarana khusus untuk melakukan penelitian dengan isotop. Di siapkan tim khusus guna mengawasi keamanan lingkungan di sekitar laboratorium tersebut dan diadakan berbagai penyuluhan dan peraturan untuk melindungi peneliti dan orang disekitarnya untuk menghindari bahaya radioaktif di beberapa negara maju. Penelitian dengan radioisotop tentunya harus dikerjakan oleh orang-orang yang telah terlatih karena banyak dijumpai beberapa kecelakaan karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman dalam  pengunaan radioisotop sebagai materi biohazard. Oleh karena itu, khususnya di Indonesia lembaga seperti Batan sebaiknya membuat berbagai standarisasi yang diperlukan bagi suatu laboratorium yang menggunakan isotop sebagai salah satu materi dalam penelitian.

                Salah satu penerapannya adalah DNA Probing yang merupakan proses melacak suatu rantai atau fragmen DNA atau RNA yang menjadi target dengan menggunakan rantai DNA yang komplementer. DNA yang komplementer inilah yang disebut "gene probe". Probe DNA harus dilabel dengan isotop radioaktif 32p untuk mendeteksi adanya ikatan komplementer dua serta DNA tersebut. Dari pengalaman yang ada ikatan komplementer antara serat DNA target dengan DNA probe menjadi spesifik dan akurat, sehingga dapat di deteksi antara lain dengan isotop tersebut, dan akan didapatkan alat yang amat akurat untuk memantau serat DNA yang saling berpasangan. Teknik ini disebut DNA-DNA hibridisasi atau DNA-RNA hibridisasi. Dengan majunya penelitian bioteknologi, berbagai usaha dilakukan untuk melabel hibridisasi tersebut dengan berbagai bahan Non-radioaktif seperti biotin, biotin-avidin kompleks dan lainnya. Namun, banyak ahli masih mempertahankan isotop karena sensitifitasnya yang tinggi. Kelemahan probing dengan isotop hanyalah bahwa penelitian dengan isotop harus dikerjakan pada tempat yang khusus, dan masa paruh 32p yang pendek yaitu hanya 14 hari.

III.                   Teknologi dalam Bidang Bioteknologi


Positron emission tomography atau yang disebut dengan PET Scan adalah teknologi canggih di dunia kedokteran.  PET Scan adalah tes pencitraan yang dapat memungkinkan dokter memeriksa penyakit yang terdapat pada organ maupun jaringan tubuh manusia. Pemeriksaan ini menerapkan sinar radioaktif, dengan menyuntikkan radioisotop kedalam vena, melalui infus. Radioisotop akan menyebar ke dalam darah kemudian masuk dalam organ tubuh. Radioisotop yang telah berada dalam organ akan dipindai dengan mesin PET dan akan tergambar representasi organ tubuh dan kelainannya.

Alat ini akan memindai dan melihat aktivitas pada area dalam organ atau jaringan tertentu yang menunjukkan adanya aktivitas kimia yang tinggi. Jika ditemukan aktivitas kimia yang lebih tinggi, maka area penyakit tersebut akan muncul sebagai titik terang pada PET scan.


Gambar tersebut menunjukkan hasil pemindaian PET pada pasien sebelum dan sesudah kemoterapi. Setelah pengobatan kemoterapi, pada pemindaian menunjukkan berkurangnya kelaianan pada organ dalam pasien, yang berarti pasien mengalami kemajuan.

 

IV.                   Contoh Soal dan Pembahasannya

Inti Ra dengan nomor atom 88 dan nomor massa 226 melepas 1 elektron. memiliki waktu paruh 1,6 x 103 tahun. Jumlah inti 3 × 1016. Berapakah aktivitas inti pada saat itu?

Penyelesaian:

Besaran yang diketahui:

 

N = 3 × 1016

T = (1,6 × 103 th)(3,16 × 107 s/th

T = 5,1 × 1010 s

sehingga:

 

λ = 0,693/T

λ = 0,693/(5,1 x 105 s) = 0,14 × 10-10 = 1,4 × 10-11/s

 

A = λ . N

A = (1,4 × 10-11)(3 × 1016)

A = 4,2 × 105 peluruhan/s

A = 4,2 Bq

V.                   Permasalahan Kontekstual pada Bidang bioteknologi, Solusi Penyelesaiannya dan Desain Miniatur Teknologi Penyelesaiannya :



pestisida adalah zat kimia ataupun bahan jasad renik maupun virus yang digunakan untuk mencegah hama penyakit yang dapat merusak tanaman yang mengganggu hasil pertanian. Tidak hanya hama, pestisida juga mampu memberantas tanaman pengganggu atau yag biasa disebut dengan gulma. Selain itu, Pestisida juga dapat mencegah hama-hama air selain hama darat dan binatang pengganggu seperti ular.

Sayangnya banyaknya efek samping yang timbul dari  penggunaan isektisida seperti serangga yang menjadi kebal dan juga meninggalkan residu yang beracun pada tanaman. Teknologi serangga mandul adalah teknologi yang banyak diterapkan untuk menggantikan penggunaan insektisida.

Teknik serangga mandul dilakukan dengan meradiasi serangga menggunakan radiasi gamma untuk memandulkannya. Serangga jantan yang mandul tersebut kemudian dilepas dalam jumlah yang besar pada daerah terserang hama. Saat serangga jantan yang mandul kawin dengan serangga betina, maka tidak akan terjadi proses perkembang biakan atau tidak akan memiliki keturunan. Dengan melepaskan serangga jantan mandul secara berulang,, populasi hama serangga akan turun secara mencolok. Teknologi ini banyak diterapkan secara intensif di banyak negara penghasil pertanian seperti Amerika Selatan.

I.                   Contoh Artikel yang Sesuai Sebagai Rujukkan

1.       https://www.nafiun.com/2014/06/pengertian-radioaktivitas-fisika-jenis-sinar-radioaktif-peluruhan-sinar-alfa-beta-gamma-deret-aktivitas-waktu-paruh-bahaya-radiasi-fisika-contoh-soal-praktikum-jawaban.html

2.       https://sains.kompas.com/read/2020/02/05/183200723/mengenal-pet-scan-dari-manfaat-keunikan-hingga-risikonya?page=all

3.       https://www.alodokter.com/kenali-efek-samping-ct-scan-di-sini

4.       http://digilib.batan.go.id/e-prosiding/File%20Prosiding/Pertanian_Peternakan/Apl_Isotop_1990/Data_Artikel/Pratiwi_Sudarmono_11.pdf


Komentar